Selasa, 13 Maret 2012

Berorganisasi

Remaja Islam Nurul Huda
Menanggapi era modern yang begitu berwarna dan penuh tipu daya tak bisa hanya dengan cara menarik diri dari pergaulan yang ada. Bagaimana pun juga pergaulan itu penting bagi pengembangan jiwa sosial remaja. Seperti apapun kita membatasi pergaulan, bukan berarti pengaruh buruk era modern jauh dari kehidupan kita. Sekali lagi, kita tidak bisa membuat diri kita benar-benar steril dari pengaruh buruk perkembangan jaman yang menawarkan style remaja yang beraneka ragam. Sudah seharusnya kita mempunyai wawasan yang luas dan memantapkan bekal agama dalam diri kita.

Kita tahu kan remaja masjid itu apa? Bukan remaja yang nongkrong di masjid sambil jagain beduk, remaja masjid adalah sekelompok pemuda/pemudi yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Sebagian dari kamu mungkin berpikir bahwa remaja masjid adalah suatu kumpulan orang-orang monoton, yang kerjanya duduk, dengerin ceramah, pulang, sikat gigi, cuci kaki, terus tidur. Padahal nggak gitu juga deh. Kita juga bisa bikin kegiatan organisasi remaja masjid ini menjadi lebih menarik lho. Nggak percaya?
Nih contohnya:
-   Adanya kegiatan Marawis dari tingkat SD sampai Umum
-   Olah Raga (Bulu tangkis, Futsal, Karambol, Galaksin,  dll)
- Setiap malam senin Remaja RISDA disarankan pergi kencan mingguan alias NGAPEL..!!! "Ngaji pelan-pelan" maksudnya, atau istilah kerennya KISS (Kajian Islam Seminggu Sekali) #eaaa :D
Remaja putri Risda
Menarik atau tidaknya setiap organisasi itu tergantung dari bagaimana keragaman aktivitas yang ada di dalamnya? So, menjadi remaja masjid itu bisa menarik, bisa nggak. Banyak kok alternatif yang membuat kegiatan remaja masjid menjadi menarik. Contohnya nih, selain kumpul-kumpul di masjid dan menimba ilmu agama kegiatan ini juga mengajarkan kita bagaimana berorganisasi, dan sarana untuk berbagi pengetahuan antar sesama aktivis. Misalnya aja ada temen kamu yang pinter ngaji, pinter nulis, pinter bikin web, atau keterampilan khusus lainnya di sinilah kita bisa manfaatin kegiatan kumpul-kumpul itu buat mempelajari keterampilannya. Nah, hal itu selain bermanfaat buat kita, juga bisa memancing minat temen-temen kita yang lain untuk bergabung sama kamu dan kawan-kawan. Iya nggak sih?
Team Creatif Marawis Risda 
Kudu Gaul
Eits.. nanti dulu! Jangan mentang-mentang gue nulis bahwa jadi remaja masjid kudu gaul, terus kamu siap-siap deh menghiasi seluruh badan kamu pake tato apalagi tatonya itu tato batik, dengan dalih memperkenalkan seni membatik dari Indonesia ke luar negeri atau malah tato polkadot warna putih, entar malah disebut panu hahaha...:D Pengertian gaul disini ya harus secara syar’i en nggak boleh melanggar kaidah-kaidah keislaman. Inget, gaul itu nggak selalu identik dengan sesuatu yang negatif kok. 
gaul di sini artinya adalah berwawasan luas, supel, dan mengerti teknologi yang ada saat ini. Berwawasan luas, artinya kita harus tahu bagaimana perkembangan dakwah islam dan problematika yang dialami umat islam saat ini, serta penyelesaiannya
Terus, selain kudu gaul, kita juga harus supel. Bener nih. Jangan sampe deh kita yang ngakunya sebagai remaja masjid hanya mau ngobrol dan main antar sesama remaja masjid aja, terus kita mengisolasi diri dari orang-orang sekitar. Nggak lah. Seorang remaja masjid itu kudu mudah bergaul alias supel karena dengan menjadi supel kita dapat lebih banyak bergaul dan mengajak teman-teman yang lain untuk bergabung menjadi anggota remaja masjid. Kita kudu inget bahwa kita bertanggung jawab untuk berdakwah di lingkungan kita dan dakwah adalah interaksi. So, kalo kamu menutup diri dari orang lain dan merasa cukup bergaul di situ-situ aja, kapan bisa dakwahnya?? 

Pesantren kilat bulan Ramadhan
Jangan mentang-mentang kita masih muda terus kamu kehilangan tanggung jawab untuk mengembangkan dakwah. Nggak lah. Kita kudu mengerti lho bahwa mendakwahkan Islam kepada setiap umat manusia adalah kewajiban yang dibebankan oleh Allah Swt. bagi kita semua (baik tua, muda, pria, dan wanita). Juga nih, jangan minder untuk mendakwahkan Islam. Misalnya, jangan sampe deh kamu selalu berpikir bahwa yang boleh dakwah itu harus pak ustadz dan pak kiyai aja. Nggak banget. Kamu tahu kan Imam Syafi’I, seorang ulama terkenal pembangun mazhab Syafi’i beliau pada usia 18 tahun sudah mulai mengajar di Masjidil Haram dan berhasil membuat para jamaah haji menjadi terkagum-kagum dengan ilmunya. Jadi urusan umur itu bukan alasan yang tepat untuk nggak berdakwah.
sebagai aktivis dakwah di lingkungan kita sendiri khususnya di kalangan remaja lainnya paling nggak kita tuh kudu RMS. Apa tuh RMS? Yup, RMS tuh Religius Modern ‘N Smart. Swit Swiw.. ya kan? ya dong!! Hehehe :D
Biar termasuk golongan remaja religius, paling nggak kita bisa percaya diri karena udah disebut dalam al-Quran sebagaimana firman Allah Swt. (yang artinya): “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah ( QS al-Imran [3]: 110).
Terus, selain religius dan modern, remaja masjid kudu juga “smart” lho. Ya iyalah, kita tuh orang muslim dan kita dituntut untuk menjadi orang yang smart alias cerdas sesuai dengan hadits Rasulullah saw. Sabda Rasulullah saw.: “Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR Bukhari)


So, buatlah mereka bangga dan cobalah untuk tidak bergantung pada orang lain jadilah sebuah inspirasi buat orang lain. Hmm.. masih ragu untuk menjadi remaja masjid yang gaul? Nggak kan? Sip deh! Mari Ngapel.. :) [NaisaUyyee]